Sabtu, 30 Agustus 2008

My Dreams pt.1 - Family

" Someday..we'll be together...someday..."

Sebenernya suatu langkah yang cukup besar kalo gue mao ceritain tentang latar belakang keluara gue, even ga secara detail nantinya, karena akan amat sangat banyak banget yang bakal gue ceritain dan akan memakan banyak blog untuk itu. Tapi, semua masa lalu gue dan sekarang yang lagi gue jalanin ini, itulah yang jujurnya ngebentuk diri gue dan hidup gue.

Gue lahir 27 taon yang lalu didalam keluarga Katolik, and honestly, keluarga gue merupakan keluarga katolik pertama dari garis keturunan nyokap and bokap, and semua itu pelopornya adalah karena nyokap gue. Keluarga nyokap gue dulu, bukan penganut agama Katolik, dan secara amazingnya, Tuhan memakai seorang guru di sekolah nyokap gue, yang kebetulan nyokap gue waktu SMP sekolah di Santa Maria, buat mulai belajar menjadi seorang Katolik. Amazing nya lagi, setelah itu, pelan-pelan semua keluargnya pindah ke Katolik, termasuk bokap gue dan sampai akhirnya anak-anaknya ini dibaptis dri lahir.

Tumbuh didalam keluarga yang cukup harmonis awalnya, menjadikan gue anak yang kalo gue pikir-pikir sekarang, cukup manja. Tapi semuanya itu menjadi 180 derajat terbalik setelah gue mulai lulus SMA, dimana Indo waktu itu lagi krismon. Keluarga gue pelan-pelan terpecah karena kondisi ekonomi keluarga gue yang mulai berantakan dengan keadaan kerjaan bokap gue yang semakin menurun juga.

Keadaan itu juga bikin gue semakin hari ga bisa menerima keadaan keluarga, keadaan ekonomi, dan awalnya, gue tumbuh jadi anak yang cukup arogan. Gue pernah sekali-kalinya dalam hidup gue menyalahkan Tuhan dan marah banget sama Tuhan karena keadaan itu. Gue tumbuh jadi anak yang pemberontak semasa kuliah. Tapi pada saat gue marah sama Tuhan, gue inget bgt kalo ada satu kejadian dimana Tuhan bener-bener masih ngejagain gue dari bahaya.

Semakin hari selama gue kuliah, keadaan keluarga gue ga semakin membaik, malah makin parah, dah ga ada komunikasi lagi sama sekali antara bokap gue dengan gue bertiga, nyokap, gue dan cici gue, dan semakin lama, rumah serasa neraka, rumah serasa cuma jadi tempat kos yang tinggal bersama-sama orang asing. Dan banyak kejadian dimana masa-masa perkelahian mulut antara mama, cici dan gue dengan bokap. Ada satu kejadian juga dimana gue hampir mukul bokap gue sendiri karena gue mao ngebelain cici gue saat itu, tapi sekali lagi Tuhan masih menjaga gue dari kutukan atas kekurang ajaran gue terhadap orang tua.

Semua kejadian itu menuju pada puncaknya dimana bokap gue memutuskan buat meninggalkan rumah dan meninggalkan segalanya, termasuk kewajibannya sebagai seoarang kepala keluarga untuk manafkahi kami bertiga dan itu semua tentu saja sangat sangat meninggalkan luka yang begitu amat sangat dalam bagi kami bertiga.

Tawaran teman gue yang non-Katolik mengenai "lahir baru" dalam istilah mereka tentunya, langsung gue setujuin karena pada waktu itu gue lagi bener-bener hopeless soal keluarga gue yang gue rasa semakin hancur aja dan keadaan hubungan gue dengan nyokap en cici gue yang juga makin buruk, dan juga keadaan pribadi gue sendiri yang semakin hari makin jauh aja dari Tuhan. Kenapa waktu itu tanpa pikir panjang gue langsung iya-in?? Karena temen gue waktu itu berhasil 'memenangkan' gue dengan ayat, "dimana satu orang bertobat, maka dia dan seisi rumahnya akan diselamatkan..". pada saat itu, gue cuma pengen keluarga gue dipulihkan dan bosa diselamatkan oleh Tuhan. Jadi saat itu juga gue memutuskan ngasih hidup gue ke Tuhan buat keluarga gue, disamping kerinduan gue untuk bermain musik buat Tuhan.

Keadaan keluarga gue pun ga semakin membaik waktu awal-awal gue mulai pelayanan, yang ada malah ribut mulu sama nyokap gue karena banyak banget waktu gue yang gue pake buat pelayanan, dan bukan ama nyokap aja...kalo gue dah ribut ama nyokap, gue berarti juga harus berhadapan dengan cici gue...tapi tiap kali ribut, gue inget ada kata-kata yang cukup ga reasonable buat mereka waktu itu, " Aku ngelakuin ini semua, buat kita juga, buat keluarga ini..", yang ada, tiap kali setelah gue ngomong kalimat itu, nyokap gue malah tambah mencak-mencak, karena menurut dia yah ga make sense aja, kenyataannya, sekarang malah tambah sering ribut antara gue dan nyokap. Tapi setiap momen yang gue dapet bersama Tuhan di pelayanan, makin membuat gue ga bisa berhenti di pelayanan, dan secara ga sadar, Tuhan semakin menambahkan iman gue hari lepas hari.

5 tahun lebih sudah sejak gue balik ke pelayanan lagi. Bukan waktu yang sebentar, dan bukan jalan biasa yang gue lalui selama 5 tahun itu, tapi jalan tol, dimana gue brasa banget semua perubahan yang ada di hidup gue cepet banget tapi semuanya itu pasti ada harga yang harus lo bayar dalam bentuk pengorbanan ini itu. Once you pass the payment counter, you'll driving past to the next gate, and their waiting for your payment again, and why i said, we are on the highway, because Jesus allow us to drive fast if we want to surrender, if we want to give our life to Him with our sacrifice.

Beberapa bulan yang lalu gue ngobrol-ngobrol sama nyokap gue. Ngobrol soal keluarga, ngobrol soal personal. Dan gue cukup surprise dengan satu statement yang selama 5 tahun ini gue tunggu keluar dari nyokap gue untuk membuktikan kerja dan kuasa Tuhan atas keluarga gue. Nyokap gue bilang kalo dia ngerasa suasana rumah gue jadi beda sejak gue aktif banget di pelayanan, dan dia ngerasa semuanya di rumah jadi better banget. Gue langsung nangis spontan waktu itu. Nangis seneng, nangis dengan hati memuji Tuhan dan bersyukur sama Dia.

Sekarang, bukan berarti juga semua masalah di keluarga gue jadi beres. Engga juga, even gue juga suka berpikir, kadang-kadang gue ngerasa tetep jadi pembuat masalah dan pemberontak didalam keluarga, dan gue juga ga perfect, masih banyak keputusan-keputusan yang gue ambil masih berasa salah awalnya, even ada beberapa yang gue sangat bersyukur sama Tuhan kalo Tuhan selalu memberkati setiap keputusan gue didalam segala hal.

Sekarang masalah bokap gue dan keluarganya pun juga masih belum selesai, dan masih banyak luka yang tertinggal di keluarga gue, di mama dan cici gue yang tadinya gue berusaha untuk mengarahkan mereka selalu ke pemulihan akan luka batinnya mereka, tapi terkadang mungkin banyak juga salah dalam melakukannya sehingga malah menambahkan luka-luka yang baru bagi mereka. Gue sekarang hanya berusaha dan berusaha dan berdoa terus untuk luka-luka batin nyokap dan cici gue, supaya mereka semakin hari juga bisa sadar akan peran serta Tuhan didalam hidup nya mereka dan bisa semakin dekat dan memuji Tuhan akan kebesaranNya.

Kata-kata yang paling awal diatas itu adalah salah satu lirik dari lagu Someday-nya John Legend yang jadi soundtrack film favorit gue, August Rush.
Lagu itu bisa mewakili mimpi gue untuk keluarga gue, yaitu someday, keluarga gue akan bersatu lagi dari perpcahannya, karena gue yakin, kalau Roh Kudus bekerja ditengah keluarga gue, bukan perpecahan yang ada, tapi kesatuan, kesatuan dengan cinta Tuhan, dimana bisa saling mengerti, saling menerima satu sama lain, dan semakin dekat kepada Tuhan.

Untuk masa depan, mimpi gue dan janji gue sama Tuhan cuma satu...
Mengajarkan anak dan cucu gue siapa kah Tuhan gue. Kepada siapakah mereka seharusnya takut dan berserah, sampai akhirnya, Tuhan bisa juga memakai garis keturunan gue menjadi terang bagi dunia ini untuk cinta Tuhan.

Keep my dream flying high, with wings that made from God's love...

GB...

Tidak ada komentar: