Minggu, 05 Oktober 2008

Are we playing god?

Beberapa hari lalu, sempet ketemu sama beberapa temen lama gue yang kebetulan dateng ke sini buat menghadiri acara pernikahannya seorang temen juga. Beberapa temen yang juga udah lama ga ketemu karena ada yang pindah dan ada juga yang udah ga keliatan lagi di pelayanan.

Beberapa topik pembicaraan pun keluar untuk kita semua bahas ( bukannya gosip loh ya...hehehehe). Kebanyakan ngeliat keadaan dari ladang pelayanan kita waktu dulu pernah bareng-bareng, ngeliat keadaan kita sekarang masing-masing, dan ngeliat keadaan sekarang gimana setelah kita masing-masing setelah diluar komunitas yang dulu kita pernah bareng-bareng.

Engga tau gimana, terbersit dipikiran gue kata-kata "playing god" setelah temen gue itu ngebahas suatu kejadian dan dari topik yang dia bahas itupun gue kayak nyadar, apa kita selama ini di pelayanan itu playing god kepada sesama kita ato sama anak-anak yang baru mao pelayanan, ato juga sama anak-anak yang kita kadang menganggap 'level' rohaninya di bawah kita, sehingga dengan begitu kadang kita bisa mengatur mereka, atau lebih tepatnya mendikte mereka dan lebih parahnya lagi mengatur kehidupan pribadi mereka bahkan kita bisa secara engga sadar membatasi ruang lingkup pelayanannya mereka.

Mungkin karena attitude mereka, mungkin karena sikap mereka, ato mungkin dengan cara kerja mereka yang di mata kita, semuanya itu engga bener sama sekali. Attitude mereka yang sembarangan, cepet marah, ato juga kita bisa punya alesan engga mao pelayanan dengan orang itu karena attitudenya yang sama sekali engga cocok sama kita. Mungkin kita takut bentrok, ato takut berantem. Tapi apakah semuanya itu bisa dijadikan alasan jika terkadang kita sering bilang kalo dalam sebuah komunitas, kita dibentuk dengan orang-orang yang seperti itu? atau kalo kita mau refleksi sejenak, mungkin kita nya sendiri juga yang seperti mereka di mata mereka, dan mereka juga bisa dibentuk dengan kita yang ada di hidup mereka. Tapi kalo itu semua engga bikin kita sadar dalam berkomunitas, jadi apa artinya pepatah 'besi menajamkan besi'??

Gue engga tau gimana, tapi anehnya akhir-akhir ini, gue banyak banget liat, kalo banyak orang yang jadi agak sedikit kurang waras setelah mereka lama di pelayanan. Mereka terlalu banyak terobsesi dengan kehendak Tuhan, menerjemahkan apa yang diajarkan Yesus di alkitab dengan banyak pemikiran dan logika, kemudian diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan mereka didalam komunitas dan gereja. Gue cuma sedih aja ngeliatnya, karena lama-lama semua yang Tuhan mau dan ajarkan didalam alkitab, kita jadikan alasan dan excuse untuk melakukan semua yang menjadi kehendak, obsesi, dan ambisi kita pribadi semata.

Tadi gue baru dapet kabar dari seorang temen. Dia tiba-tiba ngasih link soal salah satu lagu yang ada di album terbarunya Hillsong. Lagu itu judulnya "Healer", sebetulnya lagu itu dikeluarin pertama kali oleh Planetshakers, tapi gue cukup surprise waktu pertama kali beli albumnya Hillsong, karena yang nyanyiin lagu itu pun juga salah satu pastor nya Planetshakers, dan disitu dia kesaksian kalo dia baru sembuh dari kanker ganas, dan waktu itu dia dapet lagu ini dan dia tulis lagu ini, dia kesaksian tuh ada DVD nya, en pas konser itu, gue liat dia masih pake selang buat oksigen (katanya...). But guess what, ternyata kesaksiannya itu boong, bo!! Gue ampe terbengong-bengong bacanya. Akhirnya gue baca di Wikipedia, di langsung di bend sama komunitas gereja di Aussie, dan lagu "Healer" itu langsung dicabut dari albumnya Hillsong. Good news nya, gue bilang sama temen gue itu, akhirnya di seluruh dunia ini, ga ada satu pun gereja Kristen yang bisa bertahan, even Hillsong yang udah gede gitu. Ynag bertahan cuma satu gereja, yaitu Gereja Katolik. Hehehehehehe.....!!!

Back to topics, Akhirnya gue mikir, sampe segitu parahnya kah??? Dan gue yakin juga masih banyak banget orang-orang yang mungkin parahnya juga dibidang laen. Mungkin dibidang poliik gereja (even gue benci banget kalo kata-kata politik di sangkut-pautin dengan gereja dan komunitas!!), yang menurut gue ga bener aja kalo maen politik itu di gereja, karena even ga ada komunitas yang sempurna di dunia ini even itu didalam gereja, tapi apakah kita juga pantas menambahkan ketidaksempurnaan itu dengan bermain politik didalam gereja yang terkadang secara kita ga sadar itu adalah ambisi kita semata tapi kita selalu berdalih kalo itu adalah maunya Tuhan?? Apakah kita ga percaya dengan penyelenggaraan Tuhan sampai-sampai kita perlu melakukan politik itu??

Or we just playing god after long time we've been in ministry?
playing like we knew everything that we're gonna do is right?
playing like we knew everything's that we've planned is God's plan?

Ga ada yang tau pasti apa yang Tuhan rencanain didalam hidup kita. Karena semua itu kita belajar dari apa yang kita lewatin selama ini bersama Tuhan, belajar dari kata-kata Tuhan dalam alkitab dan ajaran gereja. Even kita udah hebat, mahir atau punya ' jam terbang' tinggi di pelayanan dan punya 'level' rohani yang tinggi, ga berarti kita berhak menentukan semua nya apa yang kita putuskan atau kita beri saran ke orang itu benar, bisa jadi itu adalah karena kesombongan kita semata. Karena ga ada yang tinggi 'level' rohaninya di hadapan Tuhan, ga ada yang punya 'jam terbang' tinggi dihadapan Tuhan, karena semua sama, sama-sama belajar, sama-sama punya kelemahan, sama-sama punya kelebihan, karena itu kita semua diciptakan untuk saling melengkapi terutama dalam satu komunitas. Pasti ada alasan kenapa ada seseorang yang ditaruh didalam kehidupan kita, dan terutama didalam komunitas kita. Yang gue tau pasti, pasti orang itu ditaruh Tuhan untuk ngebentuk pribadi kita, even ga tau gimana caranya, tapi tetaplah berpegang pada kasih terhadap sesama. Jngan pernh merasa tinggi terhadap sesama, karena mungkin suatu kali kamu lah yang akan direndahkan nantinya.

Keep our faith in Jesus Christ,...
Keep praying...
Keep humble...

God Bless...